Definisi Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan
tindakan yang berkaitan dengan fungsi manajemen. Tindakan ini dilakukan oleh
pimpinan tertinggi dalam organisasi. Pengambilan keputusan juga harus disertai
pemikiran hebat agar keputusan yang diambil dapat terus mempertahankan
kelangsungan organisasinya.
Menurut Herbert A. Simon, ahli
teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam
proses pengambilan keputusan:
1. Aktivitas
inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence,"
Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan
yang memerlukan pengambilan keputusan.
2. Aktivitas
desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan analisis masalah.
3. Aktivitas
memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan
sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
Namun, terdapat definisi-definisi
lain tentang pengambilan keputusan, sebagai berikut :
·
Menurut Shull dalam dalam Ety Rochaety
(2008:151) mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses
kesadaran manusia terhadap fenomena individual maupun sosial berdasarkan
kejadian faktual dan nilai pemikiran yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan
satu atau beberapa alternatif sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
·
Menurut George R. Terry dalam Ety Rochaety
(2008: 151), pengambilan keputusan adaah pemilihan alternatif perilaku tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.
·
Menurut Lipman (1985:81) pengambilan keputusan
adalah sebuah proses untuk memecahkan masalah melalui sebuah sistem yang
dirancang melalui pilihan dari beberapa alternatif jawaban yang sudah disusun
berdasarkan sistem keluaran (output).
Jenis-jenis Pengambilan
Keputusan
·
Gaya
Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi
rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis.
Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis
dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta
dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada
tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan,
ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.
·
Gaya
Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi
yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis.
Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung
terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif
darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk
mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan
baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.
·
Gaya
Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi
tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial.
Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan
banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas
sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan
kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan
konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan
solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka
dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan.
·
Gaya
Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang
rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan
cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi
keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif
dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka
cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang
lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak'
kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih.
Faktor-faktor Pengambilan Keputusan
a) faktor Fisik
b)
Emosional
c)
Rasional
d)
Praktikal
e) Interpersonal dan Struktural
Menurut Terry (1989) faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
- Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
- Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
- Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
- Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
- Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
- Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
- Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
- Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul;
- Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Implikasi Manajerial
Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam
organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan
berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan
dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan
dan rencana program pengembangan sekolah.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
·
Syafaruddin & Anzizhan, 2004, Sistem
Pengambilan Keputusan Pendidikan, Jakarta, Grasindo.
·
Nachrowi D & Hardius Usman, 2004, Teknik
Pengambilan Keputusan, Jakarta, Grasindo.
·
http://strawberrycupcup.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial-dalam-pengambilan.html
diakses 14/05/14. Pukul 20.18.
diakses 14/05/14. Pukul 20.18.
·
http://teoru.blogspot.com/2013/05/pengambilankeputusan-dalam-organisasi_445.html
diakses 14/05/14. Pukul 20.20.
diakses 14/05/14. Pukul 20.20.