Hidup itu PILIHAN

Baik atau buruk, diri sendiri yang menentukan, orang lain yang menilai, kita yang berbuat.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday 28 October 2014

Kalimat Dasar



Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

 Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).

·         Subjek (S)

Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut.          
·      Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
            Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.

    Contoh :  Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
·      Disertai Kata Itu
            Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu.

    Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
·      Didahului Kata Bahwa
            Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.

Contoh :
o   Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
o   Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
·      Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
            Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.

    Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
·      Tidak Didahului Preposisi
            Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
·      Berupa Nomina atau Frasa Nominal
            Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

    Contoh : Bermain itu menyenangkan.


·         Predikat (P)

Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.
·      Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
            Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
    
  Contoh :
o   Gadis itu cantik.
o   Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
·      Kata Adalah atau Ialah
            Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
  
   Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
·      Dapat Diingkarkan
            Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
  
   Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin. 
·      Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
            Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
  
   Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
·      

   Unsur Pengisi Predikat
            Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o  Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
o  Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).


·         Objek (O)

Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut.
·      Langsung di Belakang Predikat
            Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
     
  Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
·      Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
            Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
  
  Contoh : Keju itu dimakan tikus.
·      Tidak Didahului Preposisi
            Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
   
  Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
·      Didahului Kata Bahwa
            Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.


·         Pelengkap (Pel.)

Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o  Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o  Menempati posisi di belakang predikat.
o  Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.
·         Di Belakang Predikat
       Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek

Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
o   Diah mengirimi saya buku baru.
o   Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan  tidak mendahului predikat.
·         Tidak Didahului Preposisi
       Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.


·         Keterangan (K)

Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.

Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
·      Bukan Unsur Utama
       Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
·      Tidak Terikat Posisi
       Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.

Contoh :
o   Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
o   Mereka memperhatikan materi dengan seksama.
·      Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
       Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.

o  Keterangan Waktu
            Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.

o  Keterangan Tempat
            Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.

o  Keterangan Cara
            Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir,  keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.

o  Keterangan Alat
       Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina (kata benda). 

o  Keterangan Sebab
            Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.

o  Keterangan Tujuan
            Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.

o  Keterangan Aposisi
            Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
     Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.

o  Keterangan Tambahan
            Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
     Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Marshanda.

o  Keterangan Pewatas
            Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
     Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP  tiga lebih.

Pola-pola dalam kalimat dasar :

Kalimat dasar dapat dibedakan menjadi delapan tipe, yaitu:

1. Kalimat dasar berpola SPOK
contoh : Ayah membaca koran dikamar tengah
Ayah sebagai S, mebaca sebagai P, koran sebagai O, dikamar tengah sebagai K

2. Kalimat dasar berpola SPOPel
contoh : ibu membelikan adik mainan 
Ibu sebagai S, membelikan sebagai P, adik sebagai O, mainan sebagai pel 

3. Kalimat dasar berpola SPO
contoh : Dosen mengajar ahasiswa 
Dosen sebagai S, mengajar sebagai P, mahasiswa sebagai O

4. Kalimat dasar berpola SPPel
contoh : Dia memberi semnagat 
Dia sebagai S, memeberi sebagai P, semangat sebagai Pel 

5. Kalimat dasar berpola SPK
contoh : Dosen kami akan dikirim ke Australia 
Dosen kami sebagai S, akan dikirimkan sebagai P, ke australia sebagai K

6. Kalimat dasar berpola SP (P: verba)
contoh : Kami belajar 
Kami sebagai S, belajar sebagai P

7. Kalimat dasar berpola SP (P: Nomina)
contoh : kami mahasiswa 
Kami sebagai S, mahasiswa sebagai P  

8. Kalimat dasar berpola SP (P: Adjektiva)
contoh : Ilmuwan Hebat 
ilmuwan sebagai S, Hebat sebagai P



Jenis-jenis kalimat dasar :

  • Berdasarkan Pengucapan

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
  1. Kalimat Langsung , Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
  2. Kalimat Tak Langsung , Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.

Kata Penghubung :
Kata penghubung ialah kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf.
  • Kata Penghubung Intrakalimat

Kata penghubung intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat.
Contoh:
dan
atau
tetapi
sesudah
jika
agar
supaya
dengan
bahwa
karena
ketika
maka
sedangkan
hingga
meski
lalu
sambil
serta
apabila
lagi pula
andaikata
sebab
sebelum
selama
sehingga
seandainya
sekiranya
melainkan
semenjak
andaikan
bagaikan
asalkan
jangankan
walaupun
meskipun
kendatipun
lagi
hanya
sekalipun
sungguhpun
melainkan
sampai-sampai
tatkala
kecuali
seraya
sambil

Contoh kalimat:
1.      Semua usaha sudah ia lakukan, tetapi hasil yang ia dapat belum memuaskan.
2.      Ani bukan seorang pecandu masakan Padang, melainkan pecandu masakan Palembang.
3.      Ia sadar bahwa manusia hanya bisa berusaha.
4.      Ketika semua telah terjadi, barulah penyesalan itu datang.
5.      Kamu terlalu gemuk sampai-sampai motorku seperti mau patah.






  • Kata penghubung korelatif
Yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa, yang mengandung kedudukan sama.
baik… maupun….
…tidak…tetapi….
…bukan…melainkan….
makin…makin….
kian…kian….
sedemikian rupa …  sehingga….
tidak hanya… tetapi juga….

Contoh kalimat:
  1. Baik yang ia katakan maupun yang ia lakukan telah dimaafkan oleh penguasa.
  2. Tanah itu tidak berfungsi bagi orang Dayak, tetapi bagi orang Madura bila dimanfaatkan untuk membuat batu bata.
  3. Pak Amin bukan seorang petani, melainkan pemilik lahan.
  4. Sedemikian rupa ia merancang kegiatan itu, sehingga sangat sulit ditemukan kekurangannya.

  • Kata Penghubung Antarkalimat

Kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf. Dengan adanya kata penghubung ini, kalimat menjadi lebih padu.

Contoh:

akan tetapi
namun
oleh karena itu
jadi
dengan demikian
meskipun begitu
lagi pula


  • Kata penghubung antarkalimat ini penulisannya didahului  tanda koma.

Contoh kalimat:
1.      Tidak ada pendekatan paling pas untuk mengarahkan remaja. Akan tetapi, pendekatan hati yang   dilakukan orang tua bisa mencapai hasil paling baik.
2.      Ia telah bekerja keras. Siang malam ia mencari uang untuk sekolah anaknya. Oleh karena itu, tidak ada anaknya yang tidak berhasil.
3.      Orang itu sangat sensitif. Ini tidak baik. Segala sesuatu yang berlebihan cenderung negatif. Lagi pula, sifat sensitif  tidak tepat untuknya karena ia seorang lelaki.
4.      Kamu tidak pantas berbicara seperti itu. Kamu terlalu memperturutkan emosi. Meskipun begitu, kamu  masih bisa meminta maaf  kalau berjumpa lagi dengannya.
5.      Ia sudah pergi jauh. Tak ada niatnya untuk kembali ke kampung halaman. Namun, semua yakin ia tidak akan bisa melupakan kedua orang tuanya.




DAFTAR PUSTAKA