Hidup itu PILIHAN

Baik atau buruk, diri sendiri yang menentukan, orang lain yang menilai, kita yang berbuat.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday 21 November 2014

Perbedaan Topik, Tema, dan Judul

Ruang lingkup Tema, Topik dan Judul
Tema, topik dan judul tak dapat dipisahkan. Tentu saja tema memiliki ruang lingkup lebih luas daripada topik dan ruang lingkup topik lebih luas daripada judul. Jadi tema mewadahi topik dan judul. Untuk lebih jelasnya lihat hirarki dibawah ini :
JUDUL : Pemeliharaan Gajah Liar di Wai Kambas (cakupannya sempit)
TOPIK  : Pelestarian Hewan Langka (lebih luas daripada judul)
TEMA  : Pelestarian Lingkungan (lebih luas daripada topik)
Perbedaan antara Tema, Topik, dan Judul yaitu :
·      Tema merupakan pokok pemikiran, ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Tema juga merupakan dasar cerita (yang dipercakapkan-dsb), yang dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak,dsb.
·      Topik merupakan pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb. Topik juga merupakan ide sentral yang mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian.
·      Judul merupakan kepala karangan (cerita, drama, dsb) atau perincian atau penjabaran dari topik dan judul dapat juga merupakan nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang menyiratkan secara pendek isi buku atau bab.\
·      Topik masih mengandung hal umum, sedangkan tema sudah lebih spesifik dan terarah dalam membahas suatu permasalahan.
Pengertian tema menurut para ahli :
1.  PENGERTIAN TEMA MENURUT TARIGAN
Tarigan (1993:125) mengemukakan bahwa  tema adalah pandangan hidup yang tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar/gagasan utama dari suatu karya sastra.
2.  PENGERTIAN TEMA MENURUT AMINUDIN
Pendapat lain dikemukakan pula oleh Aminudin (1995:91) ”tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptanya.
3.  PENGERTIAN TEMA MENURUT RUSYANA
Sedangkan Rusyana (1988:67) berpendapat bahwa:
1.    Tema adalah dasar atau makna sebuah cerita,
2.    Tema adalah pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu yang membentuk atau membangun dasar gagasan utama suatu karya sastra,
3.    Semua fiksi yang harus mempunyai dasar atau tema yang merupakan sasaran tujuan.
Syarat-syarat memilih tema yang baik antara lain:
1.    Tema menarik perhatian penulis
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
2.    Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
3.    Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4.    Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
Syarat-syarat memilih topik yang baik antara lain:
1.    Topik yang dipilih harus berada di sekitar penulis, baik disekitar pengalaman penulis maupun disekitar pengetahuan penulis.
2.    Topik yang dipilih hendaknya yang menarik perhatian penulis
3.    Topik yang dipilih berpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas.
4.    Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif, bukan subjektif seperti angan-angan.
5.    Topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya walaupun serba sedikit. Artinya, topik yang dipilih janganlah terlalu baru bagi penulis.
6.    Topik yang dipilih harus memiliki acuan berupa bahan kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok persoalan yang akan ditulis.
Pembatasan topik :
·      Menurut tempat
Contoh:
Indonesia lebih khusus daripada dunia, pulau jawa lebih khusus daripada tanah air Indonesia, dan sebagainya.
·      Menurut waktu/ periode zaman
Contoh:
“Perkembangan Islam” bisa dibatasi “ Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW”
·      Menurut Hubungan Kausal
Contoh:
“Perkembangan Islam” dapat dikhususkan pembahasannya menjadi “Sebabnya Islam Tersiar”
·      Menurut pembagian bidang kehidupan manusia (politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kesenian)
Contoh:
Topi “ Pembangunan di Indonesia” dapat dibatasi menjadi “ Pembangunan Politik Masa Orde Baru”
·      Menurut aspek umum-khusus
Contoh Topik :
“ Pengaruh Kebijaksanaan 15 November 1978 Terhadap Masyarakat” dapat dikhususkan menjadi “ Pengaruh Kebijaksanaan 1978 Terhadap Usaha Kerajinan Rotan di Amuntai”
·      Menurut objek material dan objek formal
Objek material ialah bahan yang dibicarakan, sebagai objek formal ialah dari sudut mana bahan itu ditinjau. Contoh:
“Perkembangan Pers di Indonesia di Tinjau dari Segi Kebebasannya. Perkembangan Pers di Indonesia sebagai objek material, dan di Tinjau dari Segi Kebebasannya adalah objek material.
Adapun sumber-sumber topik bisa melalui :
a. Sumber pengalaman yaitu apa-apa yang pernah dialami seseorang
b. Sumber pengamatan
c. Sumber imajinasi
d. Sumber pendapat atau hasil penalaran.
Judul terbagi menjadi dua:
1. Judul langsung
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
2. Judul tak langsung
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
Syarat-syarat memilih judul yang baik antara lain:
·      Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
·      Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
·      Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
·      Harus asli, yaitu Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.
·      Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
·      Tanpa tanda baca di akhir judul, menarik dan logis.

Referensi :
http://ajengputrirahayu.blogspot.com/2013/11/perbedaan-tema-topik-dan-judul.html
http://nurachman.blogspot.com/2012/11/mengenal-arti-dari-topik.html


Saturday 8 November 2014

Paragraf (Alenia)



A. Pengertian Paragraf

Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan. terdapat paragraf induktif dan deduktif.

B. Syarat-Syarat Paragraf

1.      Kesatuan 

Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut.
Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

2.      Koherensi 

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
3.      Perkembangan Paragraf
Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kea rah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.

C. UNSUR-UNSUR PARAGRAF(ALINEA).
 
UNSUR-UNSUR PARAGRAF

1. Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran.
2. Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf.Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.
3. Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gasasan penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
4. Judul (kepala karangan).

D. PENGEMBANGAN PARAGRAF(ALINEA)

Metode-metode pengembangan paragraf sesuai deNgan dasar pembentuk alenia.

A. Klimatks dan Anti-Klimaks
Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.
Variasi dari klimaks adalah anti-klimaks, yaitu penulis mulai dari suatu gagasna atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling rendah.

B. Sudut Pandang 

Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan dan anggapan penulis terhadap subjek yang sedang digarapnya.

C. Perbandingan dan Pertentangan 

Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.

D. Analogi 

Bila perbandingan dan pertentangan membuat perbedaan antara dua hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan fungsi dari dua hal tesebut sebagai ilustrasi. 

E. Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu peristiwa atau kejadian. Untuk menyusun proses, pertama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
Kedua, ia harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.
Ketiga, sesudah melakukan pembagian, harus dijelaskan tiap tahap-tahap secaradetail dan tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose situ dengan jelas.

F. Sebab – Akibat 

Pengembangan alenia dapat pula dilakukan dengan menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Tetapi data juga terbalik, akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perincian.

G. Umum – Khusus

Cara umum-khusus dan khusus-umum merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alenia secara teratur. Pertama, gagasan utamanya ditempatkan pada awal alenia, dan perincian-perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kedua, dikemukakan perincian-perincianya, kemudian pada akhir alenia generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat induktif.

H. Klasifikasi 

Yang dimaksud dengan klafisikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokan gagasan-gagasan yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, Klasifikasi tertuju pada dua arah yang berlawanan yaitu:
1. Mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok,
2. Memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.

I. Definisi

Yang dimaksud dengan definisi dalam pembentukan sebuah alenia adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.

I. Macam-macam paragraF(alinea)

A. Eksposisi: berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
B. Argumentasi: bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
C. Deskripsi: berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
D. Persuasi: karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
E. Narasi: karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.

J. Berdasarkan tujuannya

1). Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
2). Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
3). Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.


K. Berdasarkan letak kalimat utama

1). Paragraf deduktif :
*. letak kalimat utamanya di awal paragraph.
*. dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
2). Paragraf induktif
*. letak kalimat utamanya di akhir paragraph
*. diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
3). Paragraf campuran
*. letak kalimat utamanya diawal dan diakhir paragraph
*. kalimat utama yang terletak diakhir bersifat penegasan kembali.

c. Berdasarkan isi, antara lain :

1). Paragraf deskripsi
Kalimat utama tidak tercantum secara nyata, tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2). Paragraf proses
Dalam paragraf proses tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi : waktu, ruang, klimaks, antiklimaks.
3). Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik, paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antarkalimat








DAFTAR PUSTAKA


Friday 7 November 2014

Kalimat Efektif



Pengertian Kalimat Efektif

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalahpahaman. Penggunaan kalimat yang baik dan benar (yang disebut kalimat efektif) akan memudahkan pemahanam orang lain sehingga kesalahpahaman yang sering terjadi dapat terhindarkan.
Untuk menjadikan kalimat yang diucapkan atau ditulis mudah dimengerti oleh orang lain, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kalimat tersebut secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Kedua, kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan maksud dari seseorang agar mudah dipahami oleh orang lain.

Kalimat efektif harus mewakili dua hal : 
  1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya.
  2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan pendengar. 
Ciri-ciri: 
  1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok. 
  2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan. 
  3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu. 4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

Syarat-Syarat Kalimat Efektif

1. Kesatuan Gagasan

Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Kesatuan gagasan memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Contoh:
Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.

2. Keparalelan Atau Kesejajaran

Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Maksudnya jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Contoh: Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah menjadi :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. Kehematan

Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, sehingga kata dalam sebuah kalimat menjadi lebih padat dan berisi. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Menghemat kata dapat dilakukan dengan cara:
-  Menghilangkan pengulangan subyek.
Contoh : Karena ia tak diundang, dia tidak datang ke pesta itu.
Mestinya menggilangkan kata ia.
-  Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh: Mira adalah gadis yang memakai baju warna merah.
Mestinya menggilangkan kata warna.
-  Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:  Jangan naik ke atas karena licin.
Mestinya menghilangkan kata ke atas.
-  Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak.
Contoh : Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja.

4. Penekanan

Penekanan merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.

Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
-  Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.

Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
-  Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.

Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
-  Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
- Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5.Kevariasian

Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.

A. Variasi dalam pembukaan kalimat

Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :

  1. Frase keterangan (waktu, tempat, cara)
  2. Frase Benda
  3. Frase Kerja
  4. Partikel Penghubung

Contoh:

  1. Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu isarat sederhana untuk bertransmigrasi (Frase benda).
  2. Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (Frase Kerja).
  3. Karena bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase Penghubung).

B. Variasi dalam pola kalimat

Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya.

Contoh :

  1. Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O).
  2. Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju doktEr muda itu. (P – O – S).
  3. Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P).

C. Variasi dalam jenis kalimat

Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut.

…………………..Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai bahan baker dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?

Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.


D. Variasi bentuk aktif-pasif

Perhatikan contoh berikut!

  • Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.

Bandingkan dengan kalimat berikut!

  • Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.

Kalimat-kalimat pada paragaf pertama semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada paragraph kedua berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf pertama tidak bervariasi sedangkan paragraf kedua bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.










Daftar Pustaka

http://blog.penulispro.com/penulisan-kalimat-efektif-dalam-bahasa-indonesia
http://rororizky.blogspot.com/2012/10/tugas-bahasa-indonesia-kalimat-efektif.html