A.
Pengertian
Outline
Outline menurut bahasa adalah :
kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana
penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap
dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Dengan
outline dimaksudkan untuk membantu penulis menghindari kesalahan-kesalahan yang
tidak perlu. Secara umum outline membantu penulis dalam hal-hal berikut: untuk
menyusun karangan secara teratur, penulis dapat melihat dengan jelas materi
pembantu mana yang diperlukan serta materi-materi yang telah dikumpulkan harus
dimasukkan ke dalam bagian mana.
B.
Pengertian
Karangan
Karangan adalah bentuk
tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan
tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau
ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
C.
Pengertian
Kerangka karangan
Kerangka karangan adalah rencana
penulisan yang berisi garis-garis besar dari suatu karangan yang akan dibuat,
dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara logis,
sistematis, terstruktur, jelas, dan teratur.
1. Untuk
menjamin tulisan terarah,dan konseptual
2. Untuk
menyusun krangka karangan secara teratur
3. Membantu penulis melihat gagasan dalam kilas
pandang,sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan
baik.
4.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda
5.
Menghindari penggarapan topik lebih dari dua kali atau lebih
6.
Memudahkan penulis mencari materi pembantu
E.
Pola
Susunan Outline ( Kerangka Karangan )
secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi
menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara
singkat pola susunan kerangka karangan.
a. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka
karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena
memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
·
Kronologis
( waktu )
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa
atau tahap – tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat
pembaca. Contohnya : Topik ( riwayat hidup seorang penulis )
·
asal usul
penulis
·
pendidikan
si penulis
·
kondisi
kehidupan penulis
·
keinginan
penulis
·
karir
penulis
·
Spasial (
ruang )
Landasan yang paling penting, bila topik yang di
uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan
ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif . Contohnya
: Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran )
·
Di daerah
Kalimantan
·
Di daerah
Sulawesi
·
Di daerah
Sumatra
·
Topik
yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam
pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah
di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut
secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di jelaskan berturut –
turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari
lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu.
b. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk
menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan
atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu
ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan
berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu
berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
·
Klimaks
dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang
berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang
paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik ( turunnya Suharto )
·
Keresahan
masyarakat
·
Merajalela
nya praktek KKN
·
Keresahan
masyarakat
·
Kerusuhan
social
·
Tuntutan
reformasi menggema
·
Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat
dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai
sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian yang menelusuri
akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan
sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat
manusia pada umumnya .
Contoh : Topik ( krisis moneter melanda tanah air )
·
Tingginya
harga bahan pangan
·
Penyebab
krisis moneter
·
Dampak
terjadi krisis moneter
·
Solusi
pemecahan masalah krisis moneter
·
Pemecahan
Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian
bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang
– kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan
akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi
tersebut.
Contoh : Topik ( virus flu babi / H1N1 dan upaya
penanggulangannya )
·
Apa itu
virusH1N1
·
Bahaya
virus H1N1
·
Cara
penanggulangannya
·
Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (
umum ), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci ( khusus ).
Contoh : Topik ( pengaruh internet )
Para pangguna internet :
• Anak – anak
• Remaja
• Dewasa
Manfaat internet :
• Media informasi
• Bisnis
• Jaringan social
·
Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan
sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal –
hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu
cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
·
Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan
familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau
hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas
mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca,
apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
F.
Macam-macam
Outline ( Kerangka Karangan )
A.
Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara
kerjanya:
Rumuskan
tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan
untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut.
Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan
Formal.
B.
Berdasar Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2)
Kerangka Topik
3)
Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
G.
Syarat
Kerangka Karangan yang baik
a. Tesis atau pengungkapan maksud
harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal
yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau
pengungkapan maksud.
b. Tiap unit hanya mengandung
satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih
dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka
karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide
atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang
konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun
karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan
sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
Langkah-langkah menyusun karangan
satu per satu:
1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan,
permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan.
Judul adalah kepala karangan.
Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang
diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi
karangan yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam
menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara mengumpulkannya, masing-masing
penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan
abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya
melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti
dan sistematis.
Berikut ini petunjuk -
petunjuknya :
1. Catat hal penting semampunya.
2. Jadikan membaca sebagai
kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti
kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan
tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu
sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan
kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang
sempurna.
5. Mengembangkan kerangka
karangan
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment